SURYA.co.id | KEDIRI – Kemenristek Dikti
hingga pertengahan 2016 sudah menutup 103 perguruan tinggi swasta (PTS).
Perguruan tinggi yang ditutup karena dimanfaatkan untuk ajang berbisnis
pengelolanya.
Saat ini Kemenristek Dikti masih terus
mengevaluasi sekitar 40-an perguruan tinggi yang dalam proses pengajuan untuk
dilakukan penutupan.
“Ke 103 perguruan tinggi ini sudah wasalam.
Kami terpaksa menutup karena niatnya hanya untuk berbisnis,” ungkap Prof Dr Supriyadi
Rustad, Ketua Tim Evaluasi Akademik kepada wartawan di Kampus UNP Kedirikepada
Surya (TRIBUNnews.com Network), Selasa (2/8/2016).
Dijelaskan, perguruan tinggi yang telah
ditutup karena sejak awal hanya untuk bisnis mengeruk keuntungan. Padahal pendirian
perguruan tinggi mestinya untuk melayani masyarakat.
“Mendirikan perguruan tinggi tidak boleh
untuk berbisnis. Ibaratnya orang punya duit kemudian mendirikan perguruan
tinggi. Bukan mendirikan perguruan tinggi untuk cari duit,” ungkapnya.
Terkait nasib mahasiswa dari perguruan
tinggi yang telah ditutup sebagian besar mahasiswanya juga tidak jelas.
“Kami tidak bisa mengidentifikasi apakah
mahasiswa atau bukan karena tidak kelihatan,” tambahnya.
Termasuk proses registrasi kemahasiswaan
juga tidak jelas. Selain itu pembayaran uang kuliah juga tidak jelas ditujukan
kepada siapa ?.
Dijelaskan Supriyadi, penertiban perguruan
tinggi yang tidak memenuhi syarat ini tidak hanya terbatas di PTS. Karena di
PTN juga terus dilakukan pemantauan dan evaluasi.
Malahan Kemenristek Dikti telah memberikan
sanksi bagi dua PTN yang terbukti melakukan pelanggaran. Malahan rektor dan
wakil rektor yang bertanggung jawab telah diberhentikan dari jabatannya.
“Evaluasi ini tidak terbatas untuk PTS, di PTN pun kami terus melakukan
evaluasi,” tambahnya kepada Surya (TRIBUNnews.com Network).
Diungkapkan Prof Supriyadi, di Kediri masih
ada beberapa perguruan tinggi yang saat ini terus dievaluasi. Namun pihaknya
masih belum dapat mengungkapkan hasilnya.
Sementara untuk IKIP Budi Utomo Malang
masih harus diberikan treatment khusus karena perkembangannya sangat lambat.
“Kalau UNP sudah kami nyatakan sehat, tapi kalau Budi Utomo masih butuh
treatment lagi,” ungkapnya kepada Surya (TRIBUNnews.com Network).
Comments
Post a Comment